Sabtu, 22 April 2017

Revolusi Mental: Hal-Hal Sederhana Yang Bisa Kita Lakukan untuk Revolusi Mental

Hasil-hasil survei internasional sering menunjukkan bahwa dalam hal yang baik, angka untuk indonesia cenderung rendah, tetapi dalam hal yang buruk justru cenderung tinggi, ungkap revolusimental.go.id. Ini tidak hanya ungkapan belaka namun dapat kita lihat masyarakat Indonesia sekarang ini menjadi tidak menghargai orang lain, serobot di jalan raya, main seenaknya sendiri, kurang penghargaan terhadap orang lain dan prilaku buruk lainnya.

Menurut website revolusimental.go.id, revolusi mental adalah gerakan seluruh rakyat indonesia bersama Pemerintah untuk memperbaiki kerakter bangsa menjadi Indonesia yang lebih baik.
Masih menurut website revolusimental.go.id, terdapat delapan prinsip Revolusi Mental yang antara lain;
  1. Revolusi Mental adalah gerakan sosial untuk bersama-sama menuju Indonesia yang lebih baik.
  2.  Harus didukung oleh tekad politik (political will) Pemerintah
  3.  Harus bersifat lintas sektoral.
  4. Kolaborasi masyarakat, sektor privat, akademisi dan pemerintah.
  5. Dilakukan dengan program “gempuran nilai” (value attack) untuk senantiasa mengingatkan masyarakat terhadap nilai-nilai strategis dalam setiap ruang publik.
  6. Desain program harus mudah dilaksanakan (user friendly), menyenangkan (popular) bagi seluruh segmen masyarakat.
  7. Nilai-nilai yang dikembangkan terutama ditujukan untuk mengatur moralitas publik (sosial) bukan moralitas privat (individual).
  8.  Dapat diukur dampaknya dan dirasakan manfaatnya oleh warga masyarakat.

Banyak sekali orang yang beranggapan bahwa penggerak Revolusi Mental seharusnya adalah Pemerintah atau orang-orang yang sudah dewasa. Padahal seluruh masyarakat Indonesia tanpa tekecuali bisa berpartisipasi dalam revolusi mental di segala aspek kehidupan yang khususnya terkait dengan publik atau umum.

Beberapa hal-hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk Revolusi Mental atau bahkan yang sudah kita lakukan namun kita tidak sadar melakukannya;

  1. Hormati hak orang lain saat berada di jalan raya.

Menyadari kusutnya kondisi jalan raya Indonesia ini dikarenakan belum adanya rasa menghormati hak-hak orang lain. Semua orang selalu mempunyai pembenaran-pembenaran mengapa ia melakukan itu. Seperti halnya motor yang memakai trotoar pejalan kaki, si pengguna motor menggunakan alasan “macet dan sudah telambat”. Dengan menggunakan alasan itu ia merasa berhak mengambil hak orang lain atau bahkan yang lebih lucu ada beberapa orang yang sudah tau itu salah namun ia melakukan itu karena orang lain pun melakukannya. Mulai sekarang hormatilah hak orang lain. Berada di jalurnya, sepeda di jalur sepeda, motor di jalurnya, pejalan kaki di trotoar. Patuhilah seluruh rambu lalu lintas sekalipun tidak ada polisi. Patuhilah lampu lalu lintas, menyebrang di tempatnya dan patuhilah seluruh rambu-rambu lalu lintas meskipun jalan dalam keadaan sepi, kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

If you do something right, but its the wrong thing to do, your efforts will be futile.

      2. Tepat Waktu dan Hargai Waktu Orang Lain

Seperti yang ditulis di prinsip nomor 8, dampaknya dirasakan oleh warga masyarakat. Bayangkan bila kita datang tepat waktu dan menghargai waktu orang lain, orang lain pun akan merasakan bahwa waktunya tidak terbuang sia-sia. Kita tidak tahu apa yang telah menunggu dia lalu kita dengan santainya membuang waktu dia. Estimasi waktu perjalanan itu sangat penting. Estimasi titik kemacetan bahkan sekarang sudah ada beberapa aplikasi untuk melihat titik kemacetan. Tingkat stress di Indonesia khususnya di jalan raya sangat tinggi, ini karena mereka tidak mengestimasikan waktu, mereka jadi manusia yang terburu-buru. Saat kalian sudah mengestimasikan waktu lalu kalian terkena kemacetan di jalan, kalian tidak akan stress karena kalian masih mempunyai waktu yang lama. Saat kalian terpaksa untuk telat, hargailah orang yang sudah menunggu kalian dengan mengucapkan “terimakasih sudah mau menunggu” bukan dengan “maaf membuat mu menunggu”.
Appreciate the others for what they have already done, whether they know it ot not.

      3. Tidak Buang Sampah Sembarangan
Sebenarnya ini adalah nasihat yang sudah sering kita dengar atau bahkan sudah di ulang-ulang sejak TK. Bahkan sudah sering kita baca dimana saja di poster, dinding, internet, buku pelajaran, brosur dan lain-lain. Namun ada beberapa orang yang masih saja melakukannya. Mereka merasa itu tidak apa apa untuk dilakukan karena mereka melihat orang lain pun tetap melakukannya. Jadi mulailah dari dalam kita sendiri. Memang susah awalnya saat kita melihat orang lain melakukannya dan mencegah diri kita sendiri untuk tidak melakukannya. Namun, saya memiliki tips yang menurut saya ampuh. Jadilah pribadi yang menanggap bahwa membuang sampah sembarangan adalah perbuatan yang sangat memalukan. Saya sendiri telah mencobanya dan bahkan saya merasa “saya malu untuk buang sampah disini” dan saat saya melihat orang lain membuang sampah sembarang, saya tidak lagi berpikir “mereka saja melakukan, kenapa saya gak?” tapi saya berpikir “mereka melakukan perbuatan yang sangat memamulukan”.


      4. Mengantri
Jika kita diharuskan mengantri maka lakukanlah dengan tertib. Jangan menyerobot hak orang lain didepan anda yang sudah mengantri lebih dulu. Sekalipun kita terburu-buru, mengantrilah! Karena semua orang juga terburu-buru! Di Indonesia sendiri kita diajarkan sedari kecil untuk menghargai orang tua, namun kadang ini suka disalah gunakan oleh beberapa orang. Mereka menganggap diri mereka tua dari orang yang dididepannya dan sah-sah aja untuk mereka menyerobot mereka. Meskipun kita lebih muda dari mereka, kita harus menegur mereka bahwa apa yang mereka lakukan salah dengan cara yang baik-baik dan masih menghargai mereka. Ada banyak cara untuk mengatakan hal yang salah tanpa melukai orang lain. Orang yang menegur pun seharusnya meminta maaf bukan malah menjadi tersinggung dan memaki-maki. Meminta maaf adalah perbuatan yang lebih terhormat dari pada tetap mempertahankan prilaku yang jelas-jelas salah.

      5. Bangun Hubungan yang Baik dengan Siapa saja.

Bagi yang masih sekolah atau kuliah, bangunlah hubungan yang baik dengan teman-temanmu. Jika bercanda jangan kelewat batas, jangan sampai menyinggung perasaan orang lain. Indonesia sendiri ada yang dikenal dengan istilah “Baper” atau Bawa Perasaan. Menurut saya, ini adalah istilah pembenaran bagi beberapa orang untuk melewati batas dan saat lawan bicaranya tersinggung, mereka tidak merasa bersalah dengan mengatakan “Baper banget sih”.  Hargai lah orang lain, hati-hatilah dalam bercanda dan berbicara karena kita tidak akan tahu seberapa hal itu bisa menyakiti dia.

      6. Jangan Menyontek


Sebenarnya ungkapan ini pun sudah sering kita dengar dari TK, SD, SMP, SMA, Kuliah bahkan semua pengajar kita akan mengatakan “Kerjakan sendiri dan jangan menyontek”. Sebenarnya ada pro dan kontra sih didalam hal ini. Ada beberapa orang yang berpendapat “Ya menyontek itu sah-sah saja saat orang yang dicoktekan mengizinkan” namun ada beberapa orang yang berpendapat “Menyontek itu artinya tidak adil. Tidak adil bagi mereka yang sudah belajar mati-matian dan mereka yang menyantai mendapatkan hasil yang sama”. Saya disini tidak mau membenarkan menyontek dan menyalahkannya juga. Menurut saya ini kembali kepersepsi masing-masing. Sampai dimasa sih taraf ketergantungan kalian pada menyontek itu. Kalau kalian tidak sangat bergantung pada menyontek menurut saya sah-sah saja. Namun parahanya ada beberapa orang-orang dalam “menyontek” mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai bagus. Bayangkan bila ini dipupuk sampai saat mereka bekerja, mereka “menghalalkan” segala cara untuk mendapatkan pujian atasanya. See? Bahaya bukan? Saat beberapa orang menyontek karena mereka lupa dan mereka butuh sedikit clue untuk mengerjakannya menurut saya itu sah-sah saja karena toh dia sudah punya ilmunya. Tidak kosong sama sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Cari Blog Ini

A CUP OF WATER © , All Rights Reserved. BLOG DESIGN BY Sadaf F K.