Hasil-hasil
survei internasional sering menunjukkan bahwa dalam hal yang baik, angka untuk
indonesia cenderung rendah, tetapi dalam hal yang buruk justru cenderung
tinggi, ungkap revolusimental.go.id. Ini tidak hanya ungkapan belaka namun
dapat kita lihat masyarakat Indonesia sekarang ini menjadi tidak menghargai
orang lain, serobot di jalan raya, main seenaknya sendiri, kurang penghargaan
terhadap orang lain dan prilaku buruk lainnya.
Menurut website
revolusimental.go.id, revolusi mental adalah gerakan seluruh rakyat indonesia
bersama Pemerintah untuk memperbaiki kerakter bangsa menjadi Indonesia yang
lebih baik.
Masih menurut
website revolusimental.go.id, terdapat delapan prinsip Revolusi Mental yang
antara lain;
- Revolusi Mental adalah gerakan sosial untuk bersama-sama menuju Indonesia yang lebih baik.
- Harus didukung oleh tekad politik (political will) Pemerintah
- Harus bersifat lintas sektoral.
- Kolaborasi masyarakat, sektor privat, akademisi dan pemerintah.
- Dilakukan dengan program “gempuran nilai” (value attack) untuk senantiasa mengingatkan masyarakat terhadap nilai-nilai strategis dalam setiap ruang publik.
- Desain program harus mudah dilaksanakan (user friendly), menyenangkan (popular) bagi seluruh segmen masyarakat.
- Nilai-nilai yang dikembangkan terutama ditujukan untuk mengatur moralitas publik (sosial) bukan moralitas privat (individual).
- Dapat diukur dampaknya dan dirasakan manfaatnya oleh warga masyarakat.
Banyak sekali
orang yang beranggapan bahwa penggerak Revolusi Mental seharusnya adalah
Pemerintah atau orang-orang yang sudah dewasa. Padahal seluruh masyarakat
Indonesia tanpa tekecuali bisa berpartisipasi dalam revolusi mental di segala
aspek kehidupan yang khususnya terkait dengan publik atau umum.
Beberapa hal-hal
sederhana yang bisa kita lakukan untuk Revolusi Mental atau bahkan yang sudah
kita lakukan namun kita tidak sadar melakukannya;
- Hormati hak orang lain saat berada di jalan raya.
Menyadari
kusutnya kondisi jalan raya Indonesia ini dikarenakan belum adanya rasa
menghormati hak-hak orang lain. Semua orang selalu mempunyai
pembenaran-pembenaran mengapa ia melakukan itu. Seperti halnya motor yang
memakai trotoar pejalan kaki, si pengguna motor menggunakan alasan “macet dan
sudah telambat”. Dengan menggunakan alasan itu ia merasa berhak mengambil hak
orang lain atau bahkan yang lebih lucu ada beberapa orang yang sudah tau itu
salah namun ia melakukan itu karena orang lain pun melakukannya. Mulai sekarang
hormatilah hak orang lain. Berada di jalurnya, sepeda di jalur sepeda, motor di
jalurnya, pejalan kaki di trotoar. Patuhilah seluruh rambu lalu lintas
sekalipun tidak ada polisi. Patuhilah lampu lalu lintas, menyebrang di
tempatnya dan patuhilah seluruh rambu-rambu lalu lintas meskipun jalan dalam
keadaan sepi, kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
If you do something right, but its the wrong thing to do, your efforts will be futile.
2. Tepat Waktu dan Hargai Waktu Orang Lain
Seperti
yang ditulis di prinsip nomor 8, dampaknya dirasakan oleh warga masyarakat.
Bayangkan bila kita datang tepat waktu dan menghargai waktu orang lain, orang
lain pun akan merasakan bahwa waktunya tidak terbuang sia-sia. Kita tidak tahu
apa yang telah menunggu dia lalu kita dengan santainya membuang waktu dia.
Estimasi waktu perjalanan itu sangat penting. Estimasi titik kemacetan bahkan
sekarang sudah ada beberapa aplikasi untuk melihat titik kemacetan. Tingkat
stress di Indonesia khususnya di jalan raya sangat tinggi, ini karena mereka
tidak mengestimasikan waktu, mereka jadi manusia yang terburu-buru. Saat kalian
sudah mengestimasikan waktu lalu kalian terkena kemacetan di jalan, kalian
tidak akan stress karena kalian masih mempunyai waktu yang lama. Saat kalian
terpaksa untuk telat, hargailah orang yang sudah menunggu kalian dengan
mengucapkan “terimakasih sudah mau menunggu” bukan dengan “maaf membuat mu
menunggu”.
Appreciate the others for what they have already done, whether they know it ot not.
3. Tidak Buang Sampah Sembarangan
Sebenarnya
ini adalah nasihat yang sudah sering kita dengar atau bahkan sudah di
ulang-ulang sejak TK. Bahkan sudah sering kita baca dimana saja di poster,
dinding, internet, buku pelajaran, brosur dan lain-lain. Namun ada beberapa
orang yang masih saja melakukannya. Mereka merasa itu tidak apa apa untuk
dilakukan karena mereka melihat orang lain pun tetap melakukannya. Jadi
mulailah dari dalam kita sendiri. Memang susah awalnya saat kita melihat orang
lain melakukannya dan mencegah diri kita sendiri untuk tidak melakukannya.
Namun, saya memiliki tips yang menurut saya ampuh. Jadilah pribadi yang
menanggap bahwa membuang sampah sembarangan adalah perbuatan yang sangat
memalukan. Saya sendiri telah mencobanya dan bahkan saya merasa “saya malu
untuk buang sampah disini” dan saat saya melihat orang lain membuang sampah
sembarang, saya tidak lagi berpikir “mereka saja melakukan, kenapa saya gak?”
tapi saya berpikir “mereka melakukan perbuatan yang sangat memamulukan”.
4. Mengantri
Jika
kita diharuskan mengantri maka lakukanlah dengan tertib. Jangan menyerobot hak
orang lain didepan anda yang sudah mengantri lebih dulu. Sekalipun kita
terburu-buru, mengantrilah! Karena semua orang juga terburu-buru! Di Indonesia
sendiri kita diajarkan sedari kecil untuk menghargai orang tua, namun kadang
ini suka disalah gunakan oleh beberapa orang. Mereka menganggap diri mereka tua
dari orang yang dididepannya dan sah-sah aja untuk mereka menyerobot mereka.
Meskipun kita lebih muda dari mereka, kita harus menegur mereka bahwa apa yang
mereka lakukan salah dengan cara yang baik-baik dan masih menghargai mereka.
Ada banyak cara untuk mengatakan hal yang salah tanpa melukai orang lain. Orang
yang menegur pun seharusnya meminta maaf bukan malah menjadi tersinggung dan
memaki-maki. Meminta maaf adalah perbuatan yang lebih terhormat dari pada tetap
mempertahankan prilaku yang jelas-jelas salah.
Bagi
yang masih sekolah atau kuliah, bangunlah hubungan yang baik dengan
teman-temanmu. Jika bercanda jangan kelewat batas, jangan sampai menyinggung
perasaan orang lain. Indonesia sendiri ada yang dikenal dengan istilah “Baper”
atau Bawa Perasaan. Menurut saya, ini adalah istilah pembenaran bagi beberapa
orang untuk melewati batas dan saat lawan bicaranya tersinggung, mereka tidak
merasa bersalah dengan mengatakan “Baper banget sih”. Hargai lah orang lain, hati-hatilah dalam
bercanda dan berbicara karena kita tidak akan tahu seberapa hal itu bisa
menyakiti dia.
Sebenarnya
ungkapan ini pun sudah sering kita dengar dari TK, SD, SMP, SMA, Kuliah bahkan
semua pengajar kita akan mengatakan “Kerjakan sendiri dan jangan menyontek”.
Sebenarnya ada pro dan kontra sih didalam hal ini. Ada beberapa orang yang
berpendapat “Ya menyontek itu sah-sah saja saat orang yang dicoktekan
mengizinkan” namun ada beberapa orang yang berpendapat “Menyontek itu artinya
tidak adil. Tidak adil bagi mereka yang sudah belajar mati-matian dan mereka
yang menyantai mendapatkan hasil yang sama”. Saya disini tidak mau membenarkan
menyontek dan menyalahkannya juga. Menurut saya ini kembali kepersepsi
masing-masing. Sampai dimasa sih taraf ketergantungan kalian pada menyontek
itu. Kalau kalian tidak sangat bergantung pada menyontek menurut saya sah-sah
saja. Namun parahanya ada beberapa orang-orang dalam “menyontek” mereka
menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nilai bagus. Bayangkan bila ini
dipupuk sampai saat mereka bekerja, mereka “menghalalkan” segala cara untuk
mendapatkan pujian atasanya. See? Bahaya bukan? Saat beberapa orang menyontek
karena mereka lupa dan mereka butuh sedikit clue untuk mengerjakannya menurut
saya itu sah-sah saja karena toh dia sudah punya ilmunya. Tidak kosong sama
sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar